Cinta Yang Benar Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi
Cinta Yang Benar Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 13 Shafar 1440 H / 22 Oktober 2018 M.
Download juga kajian sebelumnya: Kewajiban Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini
Kajian Tentang Cinta Yang Benar Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam – Kitab Ahsanul Bayan
Kecintaan yang benar dari seorang muslim kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu bagaimana? Penulis membahas ada enam perkara. Yaitu:
Pertama, dirasakan dihati
Seorang yang beriman betul-betul merasa dari hatinya, dia mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang beriman, dia beramal siang dan malam agar bisa bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kelak di surga yang penuh dengan kenikmatan. Inilah cinta yang benar. Kemudian kecintaan yang ada didalam hati ini akan tampak pada anggota badan dalam perbuatan.
Orang yang jujur dalam cintanya, dia akan mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berjalan dengan manhaj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّـهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّـهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣١﴾
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran[3]: 31)
Ayat inilah yang disebut oleh ulama dengan Ayatul Mihnah (ayat ujian). Yaitu menguji mereka yang mengucapkan “Aku cinta Allah.” Jika cintanya benar dengan dibuktikan dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, minimal mendapatkan dua keutamaan. Yaitu mendapatkan cinta Allah dan mendapatkan ampunan.
Cinta kepada Allah adalah pokoknya, sedangkan mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah cabang. Orang yang mencintai Allah, dia akan mencintai RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang mencintai Allah, dia akan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia akan meniti jalannya dan manhajnya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru manusia kejalan yang lurus. Dan memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿٥٢﴾
“…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura[42]: 52)
Kedua, Suri Tauladan
Cinta yang benar adalah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh untuk dirinya. Kalau hanya mengatakan, “Aku cinta Nabi”, kemudian tidak mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka cintanya adalah cinta palsu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)
Perhatikanlah wahai umat Islam, keadaan para pemuda dan pemudi kita, perhatikan juga rumah-rumah kita, kita dapati kita mengambil contoh dari orang-orang kafir. Kita meniru mereka dalam penampilan kita, begitupun dalam makan, dalam perdagangan kita, bahkan cara berbicara kita, kita lebih memilih mencontoh orang-orang kafir dari pada mencontoh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu mari kita perbaiki keadaan kita. Hendaknya kalau kita cinta kepada Rasul, kita jadikan Rasul sebagai suri tauladan kita.
Ketiga, Mengagungkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Wajib bagi kita semua untuk mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa berlebih-lebihan dan tanpa berkurang-kurang. Wajib bagi kita untuk mengucapkan shalawat untuknya, kemudian kita mengikuti apa beliau bawa dari Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿٨﴾ لِّتُؤْمِنُوا بِاللَّـهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴿٩﴾
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Fath[48]: 8-9)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).’” (HR. Al-Bukhari no. 3445)
Rasul adalah hamba yang tidak berhak diibadahi. Yang berhak diibadahi hanya Allah. Tetapi selain hamba, beliau adalah Rasul. Rasul yang tidak boleh didustakan. Karena beliau membawa risalah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Keempat, Mendahulukan Perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Wajib bagi seorang mukmin yang benar dalam mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak mendahulukan perkataan siapapun atau kelompok manapun, jama’ah apapun, Syaikh siapapun, didepan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalau ada perkataan yang menyimpang dan menyelisihi perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, wajib untuk ditolak.
Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Cinta Yang Benar Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam – Kitab Ahsanul Bayan
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45055-cinta-yang-benar-kepada-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam/